KEKHUSYUKAN DALAM SHOLAT

Diantara bentuk hal-hal yang disunnahkan di dalam sholat adalah kekhusyukan. Khusyuk sendiri artinya bukanlah menangis. Tetapi khusyuk artinya adalah kehadiran hati dan ketenangan seluruh anggota tubuh. Yakni bahwa hati orang yang sholat harus mampu menghadirkan makna dari apa yang ia ucapkan dan apa yang di perbuat. Harus mampu menghadirkan dirinya di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala, bahwa ia sedang bermunajat kepada Nya. Tidak diragukan lagi bahwa kekhusyukan itu termasuk bagian kesempurnaan sholat. Dan sholat tanpa khusyukan ibarat tubuh tanpa nyawa. Sebagian ulama menegaskan bahwa kekhusyukan dalam sholat adalah wajib. Yakni apabila sholatnya didominasi oleh gangguan, maka sholatnya itu tidak sah.
PAda awalnya hal ini amatlah sulit. Dan dapat ditegaskan bahwa kita menegaskan pendapat itu, maka kita bisa mewajibkan kepada umat manusia untuk mengulang sholatnya mereka semua. Kalau mereka mengulangnya, lalu datang waswas lagi, mereka juga terpaksa mengulangnya lagi.

Akan tetapi menurut kami, hal seperti itu tidak pernah ada buktinya. Karena, apabila seseorang diperintahkan untuk khusyuk dalam sholat sekali saja,niscaya di kemudian hari ia akan mencoba untuk khusyuk dan tidak akan berpikiran apa-apa dalam sholatnya. Pendapat yang benar adalah bahwa kekhusyukan termasuk wajib dalam sholat. Yakni apabila sholat seseorang didominasi oleh waswas, tentunya ia terhalangi untuk berkonsentrasi pada Robbnya. Dalilnya adalah riwayat dari Nabi, bahwa beliau bersabda :
” Kalau setan mendengar adzan, ia akan berlari sambil kentut dengan keras, adzan itu amat berpengaruh pada dirinya. Usai adzan, ia akan lembali. kalau seseorang sedang shloat, ia akan masuk dala sholat orang itu sambil berkat ingat ini, ingat itu”

Hadits ini merupakan nash bahwa gangguan dalam sholat itu, meski banyak jumlahnya, tidak akan membatalkan sholat. Demikian keumuman dari sabda Nabi:

“sesungguhnya Allah memaafkan segala yang terbesik dalam hati seorang hamba, selama ia tidak mengamalkannya atau mengucapkannya”.
Itu termasuk orang yang banyak terganggu dalam sholatnya.

Bagaimana pun juga seseorang tetap seyogyanya berupaya sebatas kemampuannya untuk menghadirkan hati dalam sholat. Tidak diragukan lagi bahwa setan itu selalu berupaya menyerangnya sehabat mungkin. Karena ia sudah bersumpah di hadapan Allah untuk menyesatkan manusia, kecuali para hambva Allah yang ikhlas (diselamatkan oleh Allah), ia memang akan selalu berupaya untuk menyerang kita. Tiap kali ia menyerang, kita bisa memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk, seperti yang di perintahkan oleh nabi. Kalau kita berusaha melatih diri untuk khusyuk dalam solat, pasti itu akan menjadi kebiasaan kita.

Kitab “Zadul Mustaqni’ fi Ikhtishoril Muqni” Karya Al-Alllamah Syarofuddin Al-Hajjawi” Bab KHusyuk,

Tinggalkan komentar